November 30, 2024

PLTU Labuan Gunakan Biomassa dari Petani Banten, Begini Manfaatnya

SERANG, INST-Media.id – PLTU Labuan kini mengadopsi teknologi cofiring untuk menggunakan biomassa dari hasil pertanian masyarakat sekitar, sebagai bagian dari upaya meningkatkan energi ramah lingkungan. Program ini diluncurkan oleh PT PLN (Persero) untuk mencapai target bauran energi terbarukan yang lebih tinggi, sejalan dengan upaya mengurangi emisi karbon di Indonesia.

Program cofiring adalah campuran antara batu bara dan biomassa yang diproduksi dari bahan-bahan alami, seperti limbah pertanian dan tanaman energi. Teknologi ini dapat mengurangi emisi CO2 yang dihasilkan oleh PLTU, sekaligus menghasilkan energi bersih yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik. Pada tahun 2023, penggunaan cofiring berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak 1,05 juta ton CO2e dan menghasilkan 1,04 terawatt hour energi bersih.

Salah satu contoh penerapan program cofiring ini adalah di Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten. Program ini melibatkan masyarakat petani untuk menanam tanaman energi, seperti Gamal dan Kaliandra, dengan sistem tumpangsari di lahan mereka. Hasil dari tanaman energi ini digunakan sebagai bahan bakar biomassa untuk PLTU Labuan.

Manfaat yang diterima oleh petani sangat besar. Selain mendapatkan penghasilan tambahan dari penjualan hasil panen tanaman energi, mereka juga bisa memanfaatkan daun tanaman tersebut sebagai pakan ternak. Sebagai contoh, panen tanaman Kaliandra dapat menghasilkan pendapatan hingga Rp 3 juta per hektar per tahun. Selain itu, kebun tanaman energi yang dibangun tidak akan mengganggu tanaman lain yang sudah ada di lahan petani.

Wisnu Kurniawan, Manajer UPP IP PLTU Labuan, menjelaskan bahwa program cofiring sebenarnya sudah dimulai sejak 2015, meskipun pada awalnya masih dalam skala kecil. “Penggunaan biomassa di PLTU ini sebenarnya sudah kami mulai sejak tahun 2015, sudah cukup lama. Cuma memang skalanya masih kecil. Sekarang, dengan program net zero emission dan pengurangan penggunaan batu bara, kami disasar oleh pemerintah untuk mengganti sebagian penggunaan batu bara dengan biomassa,” kata Wisnu, Jumat (29/11/2024) saat di lokasi.

Dia menambahkan, “Tahun ini kami sudah menggunakan sekitar 80 ribu ton biomassa per tahun, dengan rata-rata 200 hingga 400 ton biomassa per hari yang diterima dari ADC. Tahun depan, kami berharap jumlahnya akan meningkat lagi, tergantung dari dukungan masyarakat dan kelompok tani sekitar.”

Wisnu juga menyebutkan bahwa selain Gamal dan Kaliandra, PLTU Labuan juga mempertimbangkan penggunaan jenis pohon lain yang bisa digunakan sebagai pengganti batu bara. “Secara penelitian, Gamal dan Kaliandra ini adalah pohon yang paling bagus untuk dijadikan bahan bakar biomassa karena nilai kalorinya mendekati batu bara. Kami juga bisa menggunakan sekam padi atau serbuk kayu dari industri pengolahan kayu,” tambahnya.

Direktur Operasi PT Artha Daya Coalindo, Igan Wardiana Yasa, menambahkan bahwa kunci keberhasilan program ini adalah kemitraan yang erat antara PLTU, petani, dan seluruh pemangku kepentingan. “Kami sangat mendukung inisiatif ini karena selain berkontribusi pada pengurangan emisi, program ini juga memberi manfaat langsung kepada masyarakat lokal, seperti menciptakan lapangan kerja baru dan pendapatan tambahan bagi petani,” ujar Igan.

Sementara itu, Dr. Meika Syahbana Rusli, Kepala Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (SBRC), mengungkapkan pentingnya penelitian dan pengembangan dalam mendukung transisi energi. “Penelitian kami membuktikan bahwa tanaman seperti Gamal dan Kaliandra memiliki potensi besar untuk menggantikan batu bara sebagai sumber energi terbarukan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mewujudkan target Net Zero Emission,” jelas Dr. Meika.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi langsung bagi petani, tetapi juga berkontribusi pada pengelolaan sumber daya alam yang lebih berkelanjutan. Program ini juga mendukung target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emissions pada tahun 2060, di mana PLTU menjadi salah satu penyumbang terbesar emisi karbon di Indonesia.

Pada 29 November 2024, sebuah seremoni penanaman dan panen tanaman energi digelar di Cinangka sebagai bagian dari pengembangan ekosistem biomassa berbasis masyarakat. Acara ini melibatkan berbagai pihak, seperti PT Artha Daya Coalindo, PT PLN Indonesia Power, serta Kelompok Tani di Kecamatan Cinangka. Keberhasilan program ini diharapkan menjadi model bagi pengembangan biomassa di daerah lain, serta menjamin keberlanjutan pasokan biomassa untuk PLTU di seluruh Indonesia.

Dengan penerapan program cofiring berbasis masyarakat ini, PLTU Labuan tidak hanya mendukung keberlanjutan energi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani lokal, menciptakan ekonomi hijau yang ramah lingkungan. *(UJG/RED)

Berita Kegiatan Kehati Lainnya

31 Agustus 2021

Peringatan Hari Bumi 2024, Lereng Gunung Karang Di Tanam Ratusan Pohon Kopi

Sumber Artikel selengkapnya dengan link : Selengkapnya

31 Agustus 2021

PLN Indonesia Power Labuan Lakukan Penanaman Mangrove Bersama Pramuka Kwarcab Pandeglang

PT PLN Indonesia Power Banten 2 Labuan PGU ( BLB PGU) bersama Pramuka Kwartir Cabang ...

Selengkapnya

31 Agustus 2021

Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, PLTU Banten 2 Labuan, melakukan Coastal Clean Up Atau Bersih Pantai

Pandeglang, Satubanten – PLTU Banten 2 Labuan, melakukan Coastal Clean Up (CCU) atau ...

Selengkapnya